Selasa, 22 Juli 2014

LTE (Long Term Evolution)


LTE (Long Term Evolution) adalah sebuah nama baru dari layanan yang mempunyai kemampuan tinggi dalam sistem komunikasi bergerak (mobile). Merupakan langkah menuju generasi ke-4 (4G) dari teknologi radio yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan telepon mobile. Dimana generasi sebelumnya dikenal sebagai 3G (untuk "generasi ketiga"), LTE dipasarkan sebagai 4G.

Menurut IMT Advanced (International Mobile Telecommunications Advanced), LTE tidak sepenuhnya sesuai dengan persyaratan 4G. Sebagian besar operator selular di Amerika Serikat dan beberapa operator di seluruh dunia mengumumkan rencana untuk mengubah jaringan mereka untuk LTE dimulai pada 2009. Layanan LTE pertama di dunia dibuka oleh TeliaSoneradi dua kota Skandinavia yaitu Stockholm dan Oslo pada 14 Desember 2009. LTE adalah satu set perangkat tambahan ke Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang diperkenalkan pada 3rd Generation Partnership Project (3GPP) Release 8. Banyak dari 3GPP Release 8 mengadopsi teknologi 4G, termasuk semua IP arsitektur jaringan.

Meskipun biasanya dilihat sebagai telepon seluler atau penghantar, LTE juga didukung oleh badan-badan keamanan publik di Amerika Serikat. Band radio 700 MHz sebagai teknologi pilihan untuk keselamatan publik.

Tinjauan

LTE memberikan tingkat kapasitas downlink sedikitnya 100 Mbps, dan uplink paling sedikit 50 Mbps dan RAN round-trip kurang dari 10 ms. LTE mendukung operator bandwidth, dari 20 MHz turun menjadi 1,4 MHz dan mendukung pembagian frekuensi duplexing (FDD) dan waktu pembagian duplexing (TDD).

Bagian dari standar LTE adalah Arsitektur Sistem Evolution, sebuah jaringan berbasis IP yang dirancang untuk menggantikan arsitektur GPRS Core Network dan memastikan dukungan untuk mobilitas antara beberapa non-sistem 3GPP, misalnya GPRS dan WiMax.

Keuntungan utama dengan LTE adalah throughput yang tinggi, latencyrendah, plug and playFDD dan TDD pada platform yang sama, peningkatan pengalaman pengguna akhir dan arsitektur sederhana yang mengakibatkan biaya operasional yang rendah. LTE akan juga mendukung sel menara dengan teknologi jaringan yang lebih tua seperti GSM, cdmaOne, W-CDMA (UMTS), dan CDMA2000.

Standar 4G

Banyak standar sebagai syarat untuk upgrade 3G UMTS ke teknologi komunikasi mobile 4G, yang pada dasarnya adalah sebuah sistem broadband mobile dengan peningkatan layanan multimedia.

Adapun standar-standarnya:
  • Puncak download angka 326,4 Mbit / s untuk 4x4 antena, dan 172,8 Mbit / s untuk antena 2x2 (menggunakan 20 MHz dari spektrum).
  • Puncak upload angka 86,4 Mbit / s untuk setiap 20 MHz dari spektrum menggunakan satu antena.
  • Lima terminal yang berbeda kelas telah ditetapkan dari kelas sentris suara sampai akhir tinggi terminal yang mendukung kecepatan data puncak. Semua terminal akan dapat memproses 20 MHz bandwidth.
  • Pada sedikitnya 200 pengguna aktif dalam setiap 5 MHz sel. (Khususnya, 200 data aktif klien)
  • Sub-5 ms latency untuk paket IP kecil
  • Meningkatkan fleksibilitas spektrum, dengan spektrum didukung irisan sekecil 1,5 MHz dan sebesar 20 MHz (W-CDMA membutuhkan 5 MHz iris, menyebabkan beberapa masalah dengan roll-beluk teknologi di negara-negara di mana 5 MHz adalah jumlah alokasi umum spektrum, dan sering telah digunakan dengan warisan standar seperti 2G GSM dan cdmaOne.) Membatasi ukuran untuk 5 MHz juga membatasi jumlah bandwidth per handset
  • Dalam 900 MHz pita frekuensi yang akan digunakan di daerah pedesaan, mendukung ukuran sel yang optimal dari 5 km, 30 km ukuran dengan kinerja yang masuk akal, dan sampai 100 km sel ukuran yang didukung dengan kinerja yang dapat diterima. Di kota dan daerah perkotaan, frekuensi yang lebih tinggi (seperti 2,6 GHz di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile broadband. Dalam kasus ini, mungkin ukuran sel 1 km atau bahkan kurang.
  • Mendukung mobilitas yang baik. Data mobile kinerja tinggi adalah mungkin pada kecepatan hingga 120 km / jam, dan pelayanan dasar adalah mungkin pada kecepatan hingga 350 km / jam
  • Bisa berjalan dengan standar sebelumnya (pengguna dapat secara transparan memulai panggilan atau transfer data dalam suatu daerah menggunakan standar LTE, dan, harus cakupan tidak tersedia, melanjutkan operasi tanpa ada tindakan dari mereka menggunakan GSM / GPRS atau W-CDMA berbasis UMTS atau bahkan jaringan 3GPP2 seperti cdmaOne atau CDMA2000)
  • Dukungan untuk MBSFN (Single Frekuensi Broadcast Multicast Network). Fitur ini dapat memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan LTE infrastruktur, dan merupakan pesaing untuk DVB-H berbasis siaran TV.
  • PU2RC sebagai solusi praktis untuk MU-MIMO. Prosedur rinci untuk umum MIMO MU-operasi diserahkan ke rilis berikutnya, misalnya, LTE-Advanced, di mana diskusi lanjutan akan diadakan.
Sebagian standar tersebut ditujukan untuk menyederhanakan arsitektur sistem, saat transit dari rangkaian UMTS + packet switching jaringan dikombinasikan, untuk sistem all-IP arsitektur datar.

Kamis, 17 Juli 2014

Static Routing dan Dynamic Routing

Static Routing
Sebuah router dengan tabel routing dikonfigurasi secara manual dikenal sebagai router statis. Seorang administrator jaringan, dengan pengetahuan tentang topologi jaringan internet, secara manual membangun dan memperbarui tabel routing, pemrograman semua rute di tabel routing. Static router dapat bekerja dengan baik untuk internetwork kecil tetapi tidak baik untuk skala besar atau berubah secara dinamis internetwork karena administrasi manual mereka.
Router statis kesalahan tidak toleran. Seumur hidup dari rute statis dikonfigurasi secara manual adalah tidak terbatas dan, karena itu, router statis tidak masuk akal dan pulih dari mereguk router atau link tumbang. Sebuah contoh yang baik dari router statis adalah multihomed komputer yang menjalankan Windows 2000 (komputer dengan beberapa kartu antarmuka jaringan). Creating a static IP router with Windows 2000 is as simple as installing multiple network interface cards, configuring TCP/IP, and enabling IP routing. Membuat router IP statis dengan Windows 2000 adalah yang sederhana seperti menginstal beberapa kartu antarmuka jaringan, mengkonfigurasi TCP / IP, dan memungkinkan IP routing.

Dynamic Routing
Sebuah router yang dikonfigurasi secara dinamis tabel routing dikenal sebagai router dinamis. Dynamic routing terdiri dari tabel routing yang dibangun dan dipelihara secara otomatis melalui komunikasi yang berkelanjutan antara router. Komunikasi ini difasilitasi oleh sebuah routing protocol, serangkaian periodik atau on-demand routing pesan yang berisi informasi yang dipertukarkan antara router. Kecuali untuk konfigurasi awal mereka, router dinamis memerlukan sedikit pemeliharaan, dan karena itu dapat internetwork skala yang lebih besar. Kesalahan routing dinamis toleran. Dinamis rute belajar dari router lain memiliki hidup yang terbatas. Jika sebuah router atau link turun, router merasakan perubahan dalam topologi jaringan internet melalui berakhirnya masa hidup belajar rute dalam tabel routing. Perubahan ini kemudian dapat disebarkan ke router lain sehingga semua router pada internetwork menyadari topologi internetwork baru.Kemampuan untuk skala dan pulih dari internetwork kesalahan routing dinamis membuat pilihan yang lebih baik untuk menengah, besar, dan sangat besar internetwork.
Sebuah contoh yang baik dari sebuah router dinamis komputer dengan Windows 2000 Server dan Routing dan Remote Layanan Akses menjalankan Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF) routing protokol RIP untuk IP dan IPX.
Perbedaan Static Routing dan Dynamic Routing
Pada dasarnya perbedaan antara routing statis dengan routing dinamis adalah cara mengenalkan alamat networknya.
     1.    Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan (tanpa mengetahui subnet masknya). Sedangkan Routing Statis harus mengenalkan setiap alamat pada setiap network yang ingin dituju, jadi harus tahu semua alamat network yang ingin dituju. Semakin luas jaringannya, maka table routenya pun semakin banyak dan lebih rumit dibandingkan dengan Routing Dinamis.
    2.    Routing Dinamis sangat cocok untuk topologi jaringan yang lingkupnya besar (terhubung ke banyak network).
Sedangkan routing statis cocok untuk topologi jaringan yang simple.

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Routing

Kelebihan Routing Statis
     1.    Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
   2.    Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
     3.    Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah
Kekurangan Routing Statis 
     1.    Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gateway nya)
Kelebihan Routing Dinamis
      1.    Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
      2.    Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
   3.    Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
Kekurangan Routing Dinamis
     1.    Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
    2.    Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada yang cocok.
    3.    Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang ada.
    4.    Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar

IP versi 6 (IPv6)


IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4). IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, endto- end security, maupun konfigurasi otomatis.

Tujuan dan Keunggulan IPv6

Tujuan dari IPv6 yaitu untuk melengkapi IP Versi 6 yang kotanya telah hampir habis yang diperkirakan akan habis dalam tahun ini.
Keunggulan IP Version 6:
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.

1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.

2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address, hanya men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat yang buruk.


Format dan Penulisan Alamat pada IPv6

Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:


0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010


Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010


Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:


21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.

Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.

Struktur Paket Data pada IPv6

Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket. Sedangkan pada header IPv4 ketika paket dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi security dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.


Transisi IPv6

Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada perangkat jaringan, misalnya router dan server.

                                     Gambar. IPv6 transition


Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.

Berawal dari dari perubahan IPv4 lalu ke IPv6 dan hal tersebut dapat dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:
Kapabilitas pengalamatan yang semakin besar. Pengalamatan yang digunakan meningkat dari 32-bit pada IPv4 menjadi 128-bit pada IPv6. Hal ini digunakan untuk mendukung hirarki pengalamatan node yang lebih banyak, dan konfigurasi alamat – alamat secara otomatis yang lebih sederhana.
Penyederhanaan format header. Beberapa field pada header IPv4 telah dihilangkan atau dibuat menjadi optional untuk mengurangi cost processing dari penanganan paket dan untuk menjaga cost bandwidth dari IPv6 sekecil mungkin walaupun ada peningkatan ukuran alamat.
Kemampuan pelabelan aliran. Kemampuan baru ditambahkan, yakni memberi label pada paket pada paket yang mengalir pada jaringan tertentu ketika pengirim meminta perlakuan khusus, seperti Qos (Quality of service) atau layanan real- time.
Peningkatan dukungan untuk header tambahan dan header pilihan (optimal). Perubahan pada penandaan pilihan pada header memungkinkan proses pelewatan paket yang lebih besar, dan flaksibilitas untuk option yang mungkin ada di masa depan.
Kapabilitas untuk QoS (Quality of service). Sebuah kapabilitas untuk memungkinkan pemberian label pada paket – paket dari aliran trafik tertentu dimana pengirim membutuhkan penanganan khusus.
Kapabilitas autentifikasi dan privasi. IPv6 mendukung autentifikasi, integritas data, dan kerahasiaan data tertentu.

IPv6 dirancang sebagai perbaikan dari IPv4, dan bukan merupakan perubahan yang ekstrim dari IPv4. Fungsifungsi yang bekerja pada IPv4 juga ada pada IPv6, sedangkan fungsi – fungsi yang tidak bekerja pada IPv4 dihilangkan pada IPv6. Implementasi IPv4 umumnya menggunakan representasi dotted decimal untuk network prefixnya, yang dikenal dengan subnet mask. IPv6 menggunakan istilah prefix length yaitu 3ffe:ffff:0100:0210:a4ff:fee3:9566, dengan Mask ffff:ffff:ffff:ffff:0000:0000:0000:0000, network 3ffe:ffff:0100:f101:0000:0000:0000:0000, IPv6 prefix 3ffe:ffff:0100:f101::/64. 64 bit dicadangkan untuk porsi network-id, dan 64 bit direpresentasikan dengan /64.

Mekanisme transisi IPv4 – IPv6 antara lain:
Dual Stack, dimana dalam mekanisme ini, perangkat yang ada pada jaringan mendukung kedua protocol, baik IPv4 maupun IPv6.
Tunneling, dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat suatu tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada diantaranya.
Translation, memungkinkan node IPv6 untuk berkomunikasi dengan node IPv4 dengan menterjemahkan protocol pada lapis jaringan.

Beberapa metode translasi adalah sebagai berikut:
Metode ini bekerja pada lapisan transport. Metode ini biasanya bekerja dengan sebuah pseudo-interface. Jika router mendeteksi adanya data di dalam paket IPv6 yang memiliki alamat tujuan yang memiliki prefix translasi, Maka data tersebut akan diteruskan ke pseudo-interface. Dan data dari trafik IPv6 tersebut akan diteruskan ke trafik IPv4.
Metode NAT-PT
Metode ini memungkinkan host dan aplikasi native IPv6 untuk berkomunikasi dengan host dan aplikasi IPv4. Setiap host yang berperan sebagai address translator  menyimapan sekumpulan alamat yang diberikan secara dinamis ke host IPv6 dan sebuah sesi dibentuk antara dua host yang mendukung protocol yang berbeda. NAT-PT mendukung translasi header dan alamat. Mekanisme ini tidak mendukung implementasi sekuriti end-to-end dan memerlukan ruang IPv4 yang besar. Merujuk ke table translasi dimana alamat IP dari node host IPv6 dan pool adderss pada translator bersusaian, translasi sebuah alamat IP dan bagian header  IP diubah untuk IPv4 dan IPv6. Untuk mempersiapkan pool address untuk koneksi yang diinisiasi kea rah IPv4 dari IPv6, dimungkinkan untuk menggunakan Network address Port Translation (NAPT) yang membagi sebuah alamat ke dua atau lebih node host IPv6 dengan mengganti nomor port untuk setiap koneksi TCP atau UDP. Ketika sebuah node yang lain, data dikirimkan dalam bentuk paket IP. Untuk paket –paket IP ini, data seharusnya tidak difragmentasi ketika dikirimkan dari node sumber ke node sumber ke node tujuan. Walaupun, perbedaan panjang header IP dari kedua protocol melebihi Maximum Transmission Unit (MTU) dari translator dikarenakan link pada perbatasan IPv4  dan IPv6.
Pv4- Address Mepped IPv6 Address
Teknik ini merujuk kepada korenspondensi satu-ke-satu antara alamat tujuan IPv6 dan alamat tujuan IPv4 dan sebaliknya. Ruang alamat 128-bit pada IPv6 sangat besar bila dibandingkan dengan alamat 32-bit pada IPv4.
Karakteristik sebagai berikut:
Tidak mungkin untuk memetakan seluruh alamat IPv6 ke IPv4 dengan dasar satu-ke-satu.
Sebuah alamat Ipv4 ditulis dalam 32 low-order bit dan dikombinasikan dengan prefix yang berasal dari 96-bit high-order untuk membentuk 128-bit alamat IPv6.


Jumat, 11 Juli 2014

IP Address

IP Address dan Pembagian Kelasnya

Dalam jaringan komputer, tidak lepas dari yang namanya IP Address. Berikut ini akan dibahas tentang pengertian dari IP Address serta pembagian kelasnya.
Alamat IP (Internet Protocol) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada  jaringan Internet berbasis TCP/IP. InternetAssigned Numbers Authority (IANA) adalah sebuah organisasi yang mengelola alokasi alamat IP global. Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan InternetProtocol untuk komunikasi antara node-nya.

Panjang IP Address versi 4 adalah 32-bit dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 milyar host komputer atau lebih di seluruh dunia, jumlah host tersebut di peroleh dari 256 (dari 8-bit) pangkat 4 (terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari IP Address versi 4 adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol.
Alamat IPv4 dibagi kedalam beberapa kelas atau yang biasa disebut dengan Classess IP Address. Hal ini dilihat dari oktet pertamanya. Sebenarnya pembeda
kelas IP versi adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (adalah bit-bit awal/high-order bit). Agar dapat lebih mudah memahami, berikut merupakan tabel yang menggunakan representasi desimal :
Kelas Alamat IP
Oktet Pertama
(Dec)
Oktet Pertama
(Bin)
Kelas A
1-126
0xxx xxxx
Kelas B
128-191
10xx xxxx
Kelas C
192-233
110x xxxx
Kelas D
224-239
1110 xxxx
Kelas E
240-255
1111 xxxx

Misalkan alamat IP 192.168.3.10 maka pengalamatannya dalam bentuk bilangan biner adalah sebagai berikut :

11000000
10101000
00000011
00001010
192
168
3
10

Pada pengalamatan logik selain membutuhkan ip address masih membutuhkannetmask atau subnetmask dan panjang bitnyasama dengan ip address yaitu 32-bit. Ada tigapengelompokan netmask/subnetmask secara umum, yaitu :
255.0.0.0, netmask untuk classfull Addressingkelas A.
255.255.0.0, netmask untuk classfull Addressingkelas B.
255.255.255.0, netmask untuk classfull Addressingkelas C.

Menemukan Tipe Kelas Pada Notasi Biner
Jika alamat IP tersebut diberikan dalam bentuk notasi biner, maka bit golongan pertama akan dapat memberi tahu kita tantang tipe kelas seperti yang digambarkan pada gambar dibawah ini:


Penjelas untuk menemukan tipe kelas pada notasi biner


Menemukan Tipe Kelas Pada Notasi Desimal
Selain dalam bentuk biner, IP Address juga dapat diberikan dalam bentuk desimal. Oleh karena itu, untuk mengetahui suatu alamat tersebut masuk dalam kelas apa, maka kita perlu untuk melihat nomor byte awal untuk menentukannya. Berikut ini adalah gambar penjelasannya:

Penjelas untuk menemukan tipe kelas pada notasi decimal

Net ID dan Host ID
Pada pembagian kelas IP Addressini, sebuah IP yang termasuk kelas A, B, dan C terbagi menjadi netid dan hostid. Bagianbagian tersebut berbeda panjangnya, tergantung masing-masing kelas dalam IP Address.Pada kelas A, octet pertama menunjukkan netid, dan 3 oktet lainnya menunjukkan hostid.Kelas B berbeda dengan kelas A, pada kelas B terdapat 2 oktet pertama menunjukkan netid dan 2 oktet terakhir menunjukkan hostid. Sedangkan kelas C 3 oktet pertama menunjukkan netiddan octet tarakhir sebagai hosted. Berikut ini adalah gambar penjelasan pembagiannetid dan hostid-nya:

Penjelasan Net ID dan Host ID


 Pembagian Kelas

Kelas A
Kelas A terbagi menjadi 128 blok dimana setiap blok mempunyai perbedaan netid-nya. Blok pertama mempunyai alamat dari 0.0.0.0 sampai 0.255.255.255 (netid 0). Kemudian blok kedua mempunyai alamat dari 1.0.0.0 sampai 1.255.255.255 (netid 1). Blok yang terakhir mempunyai alamat dari 127.0.0 sampai 127.255.255.255 (netid 127). Sebagai catatan bahwa setiap blok pada alamat-alamat tersebut mempunyai byte awal yang sama, namun ketiga byteyang lainnya dapat diberikan nomor alamat bebas tetapi sesuai dengan rentang masing-masing.
Pada IP Address kelas A ini, bit pertama adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit (dari 3 blok yang terdiri dari 8 bit). Jadi bytepertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 jutahost. Berikut ini adalah pembagian blok pada IP Address kelas A:


IPAddress kelas A

 Kelas B

Kelas B dibagi dalam 16,384 blok dimana setiap blok juga mempunyainetid yang berbeda-beda. Blok pertama terdiri dari alamat 128.0.0.0 sampai 128.0.255.255 (netid 128.0).Blok terakhir terdiri dari alamat 191.255.0.0 sampai 191.255.255.255 (netid 191.255).sebagai catatan bahwa setiap 2 blok awal pada sebuah alamat kelas B mempunyai 2 byte netid yang sama, sedangkan 2 yang lainnya (hosted) dapat diberi nomor alamat bebas sesuai dengan rentangnya.


IP Address kelas B

Kelas C
Kelas C terbagi menjadi 2,097,152 blok dimana setiap blok mempunyai perbedaan netid. Pada kelas ini, 256 blok digunakan sebagai private address. Blok pertama terdiri dari alamat 192.0.0.0 sampai 192.0.0.255 (netid 192.0.0). Kemudian blok terakhir terdiri  dari alamat 223.225.225.0 sampai 223.225.225.225 (netid 223.225.225). Sebagai catatan bahwa 3 blok awal yaitunetid mempunyai nilai yang sama, sedangkan blok terakhir (hosted) bebas diberi nomor asal masih dalam rentangnya.


IP Address kelas C

Kelas D
Pada kelas D ini hanya terdapat 1 blok saja yang difungsikan sebagaimulticasting. Masing-masing alamat pada kelas ini digunakan untuk mendefinisikan satu grup host pada internet. Ketika sebuah grup memberikan sebuah alamat, maka setiap host yang termasuk anggota akan memperoleh alamatmulticast.IP Address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP Address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP Address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilahnetwork ID dan host ID (Nurwajianto, 2009: 4). Berikut ini adalah struktur IPAddress pada multicast :


Multicast Address

Kelas E
IP Address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bitpertama IP Address kelas E ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara248-255.


OSI 7 Layer

Pengertian OSI 7 Layer

Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh InternationalOrganization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur  bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard inidikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringanyang berbeda secara efisien.Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer.Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringanmemahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode transmisi. Model dibagi menjadi 7layer, dengan karakteristik dan fungsinya masing-masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan standard


Cara Kerja OSI Layer

Ketika data ditransfer melalui jaringan, sebelumnya data tersebut harus melewatike-tujuh layer dari satu terminal, mulai dari layer aplikasi sampai physical layer, kemudiandi sisi penerima, data tersebut melewati layer physical sampai aplikasi. Pada saat datamelewati satu layer dari sisi pengirim, maka akan ditambahkan satu “header” sedangkan pada sisi penerima “header” dicopot sesuai dengan layernya. Dari masing-masing layer mempunyai tugas tersendiri demi kelancaran data yang akan dikirimkan.

  
Sejarah singkat model Osi7 Layer

Dahulu pada era 70-an, banyak perusahaan software yang membuat System Network Architektur (SNA), yang antara lain IBM, Digital, Sperry, burough dsb.
Tentunya masing-masing perusahaan tersebut membuat aturan-aturan, sendiri yang satu sama lain tidak sama, misalkan IBM mengembangkan SNA yang hanya memenuhi kebutuhan komputer-komputer menggunakan SNA produk IBM ingin dihubungkan dengan SNA produk digital tentunya tidak bisa, hal ini disebabkan protokolnya tidak sama . Analoginya, misalkan anda berbicara dengan bahasa Jawa, tentunya akan dimengerti pula orang lain yang juga bisa berbahasa Jawa, misalkan anda berbicara dengan orang sunda, apakah bahasa anda dapat diterima oleh orang tersebut?? tentunya tidak? masalah ini bisa diselesaikan jika anda berbicara menggunakan bahasa standar yang tentunya bisa dimengerti lawan bicara anda.
Menghadapi kenyataan oini, kemudian The International Standard Organization (ISO) pada sekitar tahun 1980-an, meluncurkan sebuah standar model referensi  yang berisi cara kerja serangkaian protokol SNA. model referensi ini selanjutnya dinamakan Open System Interconnection (OSI).
Model Referensi OSI terdiri dari 7 buah bagian / layer yang masing-masing layer mempunyai tugas sendiri-sendiri. dikarenakan OSI terdiri dari 7 macam layer, maka model referensi OSI seringkali disebut OSI 7 Layer.

Komponen Penyusun 7 Layer OSI


7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :
    1. Physical Layer 
    2. DataLink Layer 
    3. Network Layer 
    4. Transport Layer 
    5. Session Layer 
    6. Presentation Layer 
    7. Application Layer.
    Dari ke Tujuh layer tersebuat mempunyai 2 (dua) Tingkatan Layer, yaitu:
      1. Lower Layer yang meliputi : Physical Layer, DataLink Layer, dan Network Layer.
      2. Upper Layer yang meliputi : Transport Layer, Session Layer, Presentation Layer, dan Application Layer 

      Fungsi Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya

      Dari ke Tujuh Layer tersebut juga mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing, yaitu :
        1. Physical Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical layer adalah NIC (Network Interface Card) berikut dengan Kabel - kabelnya
        2. DataLink Layer : Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yangdisebut sebagai framePada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
        3. Network Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3 (Switch Manage).
        4. Transport Layer : Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
        5. Session Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama.
        6. Presentation Layer : Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam Layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
        7. Application Layer : Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer  ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.




        sumber : 

        Network Operating Systems (NOS)

        Seperti halnya OS yang bertugas mengendalikan kerja komputer, NOS bertugas mengontrol dan mengendalikan jaringan. Biasanya NOS diinstal pada komputer server, tetapi adakalanya juga diinstal pada komputer client. Jika komputer kita nyalakan, OS masuk kedalam komputer dan menyalakannya, baru kemudian NOS masuk. Sejumlah OS seperti Windows NT sudah termasuk NOS dan memang dirancang untuk keperluan network, sehingga tidak perlu menginstal NOS lagi.
        Ciri dari NOS biasanya memiliki feature-feature antara lain:
        • Tampilan pengendali yang menarik dan mudah dengan GUI.
        • Memiliki metoda penyimpanan data jaringan yang baik.
        • Keamanan yang tinggi.
        • Fasilitas pengiriman data ke printer atau komputer lain.
        • Pemusatan penyimpanan data jaringan.
        • Log-on jarak jauh oleh pemakai melalui modem.
        • Dapat menggunakan workstation tanpa hard disk atau disket.
        Beberapa tugas umum NOS adalah:
        • Administrasi: yaitu menambah, mengurangi dan mengelola user serta menyiapkan backup data.
        • Manajemen file: mengalokasikan dan mentransfer file kepada client yang membutuhkan.
        • Manajemen printer: mengatur prioritas pencetakan melalui sistem antrian.
        • Keamanan: memonitor dan, jika perlu, membatasi akses ke pusat network.
        Untuk NOS sejak dulu telah ada beberapa diantaranya:
        NOSOS yang dibutuhkanJenis LAN
        Novell NetWareDOSClient/server
        Artisoft LANtasticDOSPeer-to-peer
        Microsoft Windows for Workgroups, Windows 95, Windows 98WindowsPeer-to-peer
        Microsoft Windows NTWindows NTClient/server
        Banyan VinesUNIXClient/server
        Microsoft OS/2 LAN ManagerOS/2Client/server














        sumber : http://www.kamusilmiah.com/it/mengenal-apa-itu-nos-network-operating-system/